Senin, 11 Mei 2020

Analisa Kelayakan Bisnis/Investasi



Hallo gaaiis, selamat datang kembali di blog gue hehehe. Kalo kemaren gue bahas tentang manajemen keuangan, tapi kali ini gue bakalan bahas mengenai “Analisa Kelayakan Bisnis/Investasi”. Nah tentunya kita butuh analisa ini untuk membantu kita dalam menjalankan bisnis. Seperti biasa bakal gue awalin dengan definisi. Apa si “Analisa Kelayakan Bisnis/Investasi itu ?”. Analisa itu sendiri berarti suatu usaha untuk mengamati secara detail sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut. Sedangkan kelayakan bisnis adalah kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan. Nah maka bisa diambil kesimpulan, analisa kelayakan bisnis/investasi adalah usaha untuk mengamati secara detail mengenai suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan dengan di kaji lebih lanjut.

Layak atau tidaknya sebuah keputusan investasi/bisnis dianalisis dengan berbagai cara dan kriteria. Penilaian investasi yang "layak" bisa diberikan dengan membandingkan dengan kecenderungan rata-rata industri sejenis. Dalam mengukur atau menganalsia bisnis/investasi lebih baik menggunakan lebih dari satu metode karena dengan metode yang semakin banyak maka gambaran akan semakin lebih lengkap dan keputusan investasi bisa lebih tertarget dan menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan :

a.     A.  Metode Payback Period (PP)

Analisa metode penilaian investasi payback period adalah sebuah metode untuk mengetahui kapan waktu kembalinya dana investasi yang telah dikeluarkan. Payback period mengukur lamanya dana investasi yang dikeluarkan perusahaan akan kembali seluruhnya seperti awal mula.

Dengan menggunakan metode ini, kita akan mengetahui berapa lama sebuah investasi bisa dikembalikan ketika terjadi BEP (break even point ) atau titik impas.

Perhitungan metode ini dilakukan dengan menghitung periode waktu yang dibutuhkan ketika jumlah arus kas yang masuk sama dengan jumlah arus kas yang keluar.

Secara umum, kalo misalnya hasil payback periode itu menunjukkan periode pengembalian yang lebih cepat maka investasi itu layak dijalankan. Dan sebaliknya kalo hasil payback periode itu menunjukkan periode pengembalian yang lebih lama maka investasi itu ga layak dijalankan. Kalo ada lebih dari satu jenis investasi yang ditawarin, sebaiknya kita ambil periode pengembalian yang paling singkat.

Analisa metode payback period hanya disarankan untuk memperoleh tambahan informasi mengenai kecepatan waktu pengembalian dana yang akan diiinvestasikan. Seperti perusahaan teknologi contohnya handphone yang setiap bulan bahkan muncul produk baru yang membuat produk sebelumnya menjadi usang. Padahal masih baru.

 

Kelebihan Payback Period :

1. Payback period memberi informasi tentang kapan lamanya dana investasi akan kembali.

2. Payback period memberi informasi tentang jangka waktu break even poin

3. Payback period bisa menjadi alat pertimbangan sebuah resiko. Semakin pendek payback period, semakin kecil resiko kerugian. Begitu juga sebaliknya.

4. Payback period bisa membandingkan dua jenis investasi yang mempunyai return dan resiko yang sama dengan hanya melihat lamanya tempo pengembalian atas investasi. Payback period yang lebih pendek itulah yang disarankan untuk dipilih.

5. Dampak investasi yang berhubungan dengan masalah likuiditas perusahaan bisa diminialisir.

 

Kekurangan Payback Period :

1. Payback period mengabaikan proceeds atau penerimaan investasi yang diperoleh setelah masa payback period tercapai.

2. Payback period tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang (value of money)

3. Payback period tidak memiliki informasi tentang tambahan value yang bisa diterima perusahaan.

4. Payback period hanya mengukur rentang waktu kembalinya dana investasi. Tidak menganalisa keuntungan investasi/proyek pembangunan yang sudah direncanakan

Rumus PP :

PP = n + (a-b) / (c-b) x 1 tahun.

Keterangan :

PP = pengembalian modal.

n = tahun terakhir saat jumlah besaran arus kas masih belum dapat menutup besaran investasi semula.

a = jumlah besaran investasi semula.

b = besaran total kumulatif dari arus kas pada periode tahun ke – n.

c = besaran total kumulatif dari arus kas pada periode tahun ke – n.

a.     B.   Benefit Cost Ratio

Benefit Cost Ratio merupakan sebuah perbandingan antara semua nilai benefit terhadap semua nilai pengorbanan atau biaya. Pada dasarnya perhitungan metode kelayakan investasi ini lebih menekankan kepada benefit (manfaat) dan perngorbanan (biaya/ cost) suatu invetasi, bisa berupa usaha, atau proyek. Pada umumnya jenis invetasi yang sering digunakan adalah proyek-proyek pemerintah dimana benefitnya jenis benefit langsung, manfaatnya akan terasa langsung pada masyarakat banyak. Secara matematis, dapat dituliskan melalui persamaan sebagai berikut :

 

BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari Pengorbanan atau biaya)

 

Nilai sekarang atau present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang.

Nilai present value ini dapat kita hitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

PV = Fn/ ( 1 + r ) n

Dimana :

Fn = Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )
PV = ( Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
r = Suku bunga
n = Jumlah Waktu ( tahun )

Untuk kriteria pengambilan keputusan untuk alternatif tunggal adalah dengan cara melihat nilai dari B/C apakah besar dari sama dengan satu atau kecil dari satu.

-Jika B/C ≥ 1 , maka alternatif investasi atau proyek layak (feasible), diterima

-Jika B/C < 1 , maka alternatif investasi atau proyek tidak layak (not feasible)

Alternatif Majemuk

 Benefit Cost Ratio banyak  merupakan alternatif yang jumlahnya lebih dari satu. Untuk menghitung analisis alternatif banyak maka harus dilakukan secara inkremental seperti pada rate of return. Kriteria pengembalian keputusan berdasarkan nilai B/C yang diperoleh. Jika dari 2 alternatif  yang dibandingkan diperoleh nilai B/C ≥1 , maka alternatif dengan biaya yang lebih besarlah yang dipilih. Namun jika dari dua alternatif yang dibandingkan diperoleh nilai B/C<1, maka alternatif dengan biaya yang lebih kecil yang dipilih.

a.     C.  Net Present Value

Metode penilaian investasi net present value (NPV) adalah selisih antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan uang kas bersih dimasa mendatang. Dalam perhitungan net present value diperlukan data-data mengenai perkiraan biaya operasi dan pemeliharaan, biaya investasi dan prakiraan keuntungan dari investasi yang sedang direncanakan. Keputusan dengan menggunakan analisa NPV ini ada dua kemungkinan.

• Kalo selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih besar yang berarti nilai NPV positif. Maka investasi tersebut layak untuk dijalankan.

• Kalo selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih kecil yang berarti nilai NPV negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.

 Kelebihan Analisa Metode Net Present Value.

1. Nilai waktu dari uang turut diperhitungkan

2. Nilai sisa proyek/investasi turut diperhitungkan

3. Arus kas selama masa investasi proyek turut diperhitungkan

 Kekurangan Analisa Metode Net Present Value

1. Apabila proyek mempunyai nilai investasi yang beda, dan jangka waktu yang juga berbeda. Maka nilai NPV yang lebih tinggi belum tentu menunjukkan investasi tersebut lebih baik

2. Manajer keuangan harus bisa menghitung tingkat biaya modal selama masa investasi

3. Kelayakan investasi tidak hanya dipengaruhi oleh besar kecilnya arus kas. Faktor usia lamanya investasi juga bisa mempengaruhi.

Rumus NPV :

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

atau

Keterangan :

NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)

Ct = (arus kas per tahun pada periode t)

r = suku bunga atau discount rate dalam %

C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)

Contoh Kasus Perhitungan NPV (Net Present Value)

Anda mempunyai usaha  di bidang kuliner ingin membeli mobil untuk delivery makanan. Harga mobil yang baru tersebut adalah sebesar Rp. 150 juta dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pembelian mpbil ini dapat dilanjutkan?

Penyelesaiannya :

Diketahui :

Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)

Jawaban :

NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24

Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.

D. Metode Internal Rate of Return

Analisa metode penilaian Internal Rate of Return (IRR) adalah metode analisa investasi dengan menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan present value (nilai sekarang) investasi saat ini dengan present value dari penerimaan arus kas dimasa yang akan datang. Metode IRR ini mungkin metode yang paling sering dilakukan. Mungkin karena mudah digunakan dan banyak yang beranggapan dan percaya bahwa perhitungan IRR adalah hitungan yang menunjukkan tingkat return yang sebenarnya..

Dari angka yang didapat, IRR yang lebih besar dari cost of capital maka menggambarkan bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih besar dari yang dirancang sebelumnya. Artinya, perusahaan disarankan menerima atau menjalankan proyek investasi tersebut. Sebaliknya, IRR yang lebih kecil ketimbang cost of capital memberi gambaran bahwa investasi yang dilakukan akan menghasilkan return lebih kecil dari yang ditargetkan sehingga perusahaan lebih baik menolak proyek tersebut. 

Kelebihan Internal Rate of Return

1. Metode IRR tidak mengabaikan nilai waktu dari uang

2. Dasar perhitungan menggunakan aliran arus kas.

3. Tidak berefek pada aliran arus kas selama periode investasi

4. Hasil perhitungan dalam bentuk prosentase. Pengambilan keputusan investasi bisa membuat prakiraan apabila discount rate tidak diketahui.

5. Metode IRR lebih mengutamakan cash initial atau kas awal daripada arus kas belakangan.

 Kekurangan Internal Rate of Return

1. Membutuhkan perhitungan biaya modal yang menjadi batas terbawah dari nilai yang kemungkinan bisa dicapai

2. Perhitungan IRR lebih rumit dibandingan metode yang lain. Harus trial and error apabila tidak menggunakan software.

3. Tidak dapat membedakan antara proyek/investasi yang memiliki perbedaan dalam ukuran dan keadaan investasi.

4. Dalam perhitungan bisa menghasilkan hasil IRR ganda atau bahkan tidak menghasilkan nilai IRR sama sekali.

 Rumus IRR :

IRR = rk + ( NPV rk / (TPV rk – TPV rb))x (rb-rk)

Keterangan:

  • IRR = Internal Rate of Return
  • rk = tingkat bunga yang lebih kecil (rendah)
  • rb = tingkat bunga yang lebih besar (tinggi)
  • NPV rk = Net Present Value pada tingkat bunga kecik
  • TPV rk = Total Present Value pada tingkat bunga kecil
  • TPV rb = Total Present Value pada tingkat bunga yang besar
Berikut Video Penjelasan Gue mengenai NPV : 



Oke mungkin segitu aja yang bisa gua bagiin ke kalian. Semoga apa yang gua berikan ini bermanfaat yaa hehehe. Terimakasih! Sampai Jumpa !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KDAM 3.0: Affiliate Rahasia Bisnis Internet

“Penjelasan proses bisnis Affiliate oleh Oryani Huang” Sumber: Webinar KDAM JAKARTA – KDAM (Kaya Dari Affiliate Marketing) 3.0 yang diwaki...